Senin, 07 September 2015

Perjodohan Leri Cupang

PROYEK: Ikan Cupang Khansa si 7 tahun
[ Belajar pelihara ikan, proses mendapatkan uang, menabung ]

Rasanya saya pernah cerita tentang ikan cupang Khansa di kisah Khan belajar menyukai baca. Yup, saat itu Khansa ingin sekali memelihara ikan cupang setelah aquariumnya berkali-kali ditinggal mati ikan-ikan kokinya. Seperti biasanya, saya memberikan syarat tertentu jika Khansa menginginkan sesuatu. Tujuannya agar Khansa menghargai barang yang dia dapat, menghargai proses, dan belajar kelak di kehidupan nyata begitulah aturannya.
Aturan mendapatkan ikan cupang saat itu adalah dibeli dari hasil usaha Khansa dan diijinkan setelah Khansa membuat tulisan tentang ikan cupang dari hasil membaca berbagai referensi. Setelah melalui proses yang cukup lama tersebut, akhirnya Khansa membeli ikan cupang jantan seharga dua puluh lima ribu dari hasil dia menjual kue di sekolahnya. Ikan Cupang biru itu kemudian diberi nama Leri, entah apa artinya.
Seiring berjalannya waktu, kemarin dalam aquarium Leri kelihatan ada semacam gelembung ludah di permukaan. Khansa bilang itu tandanya Leri siap kawin. Saya pun percaya karena sudah membaca laporan tulisan Khansa sebelumnya. Khansa pun bilang pada saya, "Bunda belikan betinanya, pakai tabungan 'Spending' kakak boleh?". Tabungan 'Spending' kakak belum cukup, kan kemarin udah dibuat bayar macam-macam, jawab saya. Khansa pun diam.
Esok harinya, minggu pagi, Khansa tiba-tiba bertanya pada saya, "Bunda, ada pekerjaan rumah berbayar yang bisa kakak kerjakan?". Tanpa berpikir macam-macam, saya jawab ada, dan memang saat itu tumpukan baju yang belum di setrika cukup banyak. Khansa pun saya tugaskan memilih baju-baju yang perlu digantung dengan hanger, memasukkan ke lemari sesuai pemiliknya, dan sisanya dilipat rapi dimasukkan dalam box laundry bersih. Khansa pun mengerjakannya dengan semangat. Setelah selesai semuanya, tanpa menunggu saya cek, Khansa langsung menagih bayaran atas pekerjaannya. Saya dan ayahnya spontan tertawa. 
Untuk pekerjaan hari itu saya bayar 6 ribu, dengan 3 lembar uang 2 ribu-an. Saya pikir uang itu akan segera dimasukkan ke dalam 3 celengan 'Spending, Saving, Sharing' milik Khansa seperti biasa. Ternyata tidak. Uang tersebut dia luruskan kemudian dia kibaskan pada aquarium Leri, sambil berkata " Sabar ya Leri, tak carikan jodohmu segera. Ini sedang kumpulkan uangnya".
Hahaha, what a smart girl.

-RE [Bunda Khansa]-

Rabu, 02 September 2015

Memakai Planner

PROYEK: Planner Khansa si 7 tahun
[Belajar disiplin waktu & membuat perencanaan aktivitas harian]


Ada yang suka pakai Planner?... Planner yang saya maksud itu semacam alat yang kita gunakan untuk menyusun rencana atau jadwal, misalnya buku harian, note book, binder, gadget, ataupun yang berbentuk seperti kalender. Kalau mau tau lebih jauh soal planner, bisa cek di instagram @indonesianplannercommunity. 
Nah, di keluarga kami, khususnya Khansa sudah tiga tahun ini memakai planner berupa papan yang ditempel di dinding (dan sekarang ditempel di pintu kamar). Desainnya berganti terus mengikuti perkembangan aktivitas Khansa. Mulai isinya hanya cek list latihan sholat lima waktu, puasa ramadhan, hafalan Al Qur'an, sampai kini berkembang dengan jadwal harian Khansa dan berbagai rencana proyek yang dikerjakan.
Awalnya jadwal harian Khansa saya tulis biasa dari jam ke jam apa yang mesti dia kerjakan. Lama kelamaan ada masanya jenuh membaca jadwal yang tertulis itu karena sudah merasa hafal. Beberapa waktu yang lalu saya menemukan ide segar dari http://www.artbarblog.com/inspire/make-mornings-better/ cara membuat jadwal harian atau to do list menjadi lebih menyenangkan. Saya terapkan ide tersebut dengan beberapa modifikasi. Intinya ada dua kotak tempat kartu aktivitas yang belum di kerjakan 'DO IT' dan aktivitas yang sudah dikerjakan 'DID IT'. Tugas Khansa adalah mengerjakan aktivitas hariannya tepat waktu, dan jika aktivitas tersebut sudah dikerjakan maka Khansa boleh memindahkan kartu aktivitas dari kotak 'Do It' ke kotak 'Did It'.


Kartu aktivitas saya buat dari karton tebal yang ditempel gambar-gambar menarik tentang aktivitas yang harus dikerjakan, dilengkapi dengan keterangan waktu dan aktivitas apa yang dimaksud dari gambar tersebut. Sengaja saya buat dari karton tebal agar awet karena kartu tersebut mempunyai fungsi ganda. Misalnya kartu aktivitas Sholat Tahajud 04.00, selain sebagai petunjuk waktu dan aktivitas, di balik kartu tersebut juga saya tempelkan doa setelah sholat tahajud, sehingga bisa Khansa baca setelah sholat tanpa harus membuka buku doa lagi. Sebagian besar gambar-gambar tersebut saya dapatkan dari https://www.facebook.com/MAEindonesia karena banyak gambar tentang sholat, doa, petikan ayat Al Qur'an dan hadist dengan desain grafis yang sangat cantik.

Materi Kartu Aktivitas - Diunduh dari berbagai sumber
Sudah berjalan sebulan ini belajar disiplin waktu melalui kartu aktivitas dijalani Khansa. Alhamdulillah semua senang. Saya sudah tidak sering berteriak-teriak mengingatkan waktunya makan, mandi, sholat, dst. Ayah senang karena suasana rumah terutama pagi hari tidak terlalu berisik, dan Khansa pun senang karena tidak keberisikan, hehe. 
Berikut testimoni yang diketik Khansa.
----------------------------------------------
Apa pendapat kakak tentang kartu aktivitas?
Asik.
-Khansa-
----------------------------------------------

-RE [bunda Khansa]-  

Jumat, 28 Agustus 2015

Akhirnya Khan Mau Baca

PROYEK: Baca Buku & Dekorasi Sudut Baca
[Belajar mencintai aktivitas Baca & desain interior] 

Kalau ingat masa kecil dulu, bisa dibilang saya si kutu buku, artinya memang sangat suka baca buku. Apa saja saya baca, mulai buku cerita, majalah, komik, cerpen, cerbung, cergam, novel, TTS dan RPUL pun saya lahap. Perpustakaan adalah tempat yang menyenangkan dan toko buku itu semacam kemewahan.
Saya juga masih ingat suatu hari diijinkan ayah membeli banyak buku; beberapa buku pelajaran dan buku cerita anak. Sampai di rumah, hanya membutuhkan waktu singkat saya menyelesaikan  buku-buku itu, dan kakak saya pun bergumam heran, 'gila' katanya.
Makanya saya gemas melihat anak perempuan saya tidak terlalu suka membaca. Alergi sama sekali memang tidak, tapi hanya majalah yang dia suka. Apalagi yang berbonus stiker. Ayahnya juga ternyata sama. Tidak terlalu suka membaca. Mereka lebih senang mendengarkan. Mereka sama-sama dominan auditory learning, belajar lewat mendengar.
Namun begitu, saya percaya tidak suka baca itu bukan faktor keturunan. Ini pasti masalah pembiasaan. Karena segala sesuatunya tidak bisa diajarkan melalui pemaksaan, saya mencoba melalui jalur menjadi contoh yang dominan. Cara pasifnya, saya selalu sempatkan membaca buku sebelum tidur, dengan maksud memperlihatkan asyiknya membaca. Secara aktif juga saya lakukan dengan memberi tugas dan permainan,  yang memerlukan referensi buku atau bacaan dalam prosesnya. Misalnya saat kami mengerjakan proyek travel journal, Khan saya tugaskan untuk mencari informasi sebanyak mungkin tentang negara-negara yang ingin dikunjungi. Atau saat Khan ingin memelihara ikan cupang, sebelum saya penuhi, Khan saya tugaskan untuk membaca cara memeliharanya. Cukup panjang prosesnya, tapi ada progres walau belum signifikan. Beberapa waktu lalu Khan mulai ke perpustakaan sekolah dan sempat meminjam atlas dunia. Saya bersyukur, ragam buku yang diminati mulai berkembang.
Kemarin keponakan saya dari Jawa sempat mampir ke rumah dalam perjalanan dinasnya. Ia memberi pesan pada Khan untuk rajin membaca. Dilatarbelakangi cerita sukses keponakan saya itu, rupanya pesan yg disampaikan cukup masuk di hatinya. Dia mulai melirik koleksi buku saya, mengambil salah satunya dan membaca. Alhamdulillah. Kini saatnya memfasilitasi karena momentum sudah saya dapat. Sayapun mulai merapikan dan memilah kembali sudut-sudut baca dan koleksi saya, juga melibatkannya merapikan sudut bacanya sendiri.
Dari pengalaman panjang ini, saya sekedar berbagi tips untuk menularkan minat baca pada anak.
  • Menjadi contoh. Contoh itu penting, karena kalau kita tidak suka baca, bagaimana bisa menyuruh anak untuk suka baca.
  • Buat permainan atau kegiatan bersama yang dalam prosesnya memerlukan referensi bacaan, seperti yang sudah saya contohkan di atas
  • Perkenalkan dan sering mengajak anak ke perpustakaan atau toko buku
  • Biarkan anak memilih bukunya sendiri. Orang tua tinggal menyaring mana yang boleh dan mana yang tidak. Kemudian beri alasan jujur mengapa buku itu tidak boleh dikonsumsi untuknya. 

  • Fasilitasi dengan menciptakan sudut-sudut baca yang nyaman, dimana saja di setiap ruangan. 
  • Buat buku bisa terlihat dan mudah dijangkau. Salah satunya jadikan buku sebagai elemen dekorasi, jangan hanya tersimpan dalam lemari.
  • Libatkan orang yang dia kagumi untuk memberi masukan, seperti halnya nasihat keponakan saya pada Khan.
  • Manfaatkan media online sebagai alternatif saat stok buku menipis.
  • Terakhir, jangan pernah berpikir rugi 'beli buku'. Harga buku tidak sebanding dengan ilmu dan manfaat yang didapat. Jika sudah selesai membaca dan sudah tidak ingin disimpan lagi, buku bisa disedekahkan. InsyaAllah bisa menjadi ladang ilmu dan pahala. Tidak ada ruginya, kan
-RE [Bunda Khansa]-

Rabu, 19 Agustus 2015

Bucket List di Khan's Travel Journal Page 2 - 3

PROYEK: Jurnal Perjalanan Khansa si 7 tahun
[ Belajar sketsa & doodle, membuat bucket list, observasi banyak tempat ]

Kali ini pembuatan Jurnal Perjalanan saya libatkan Khansa sebanyak mungkin, mulai belajar arsir gambar yang sudah saya sediakan (huruf K sebagai simbol namanya), mewarna, merasakan komposisi gambar, kemudian mengisi bucket list 100 tempat yang ingin dikunjungi di halaman 3, sampai menuliskan pengalaman membuat dua halaman tersebut pada blog ini. Berikut cerita Khansa.

-RE [bunda Khansa]-
_________________

Hai, ini the real Khansa. Khansa dipaksa bunda ketik ketik sendiri.
Halaman 2 jurnal isinya gambar k. Artinya khansa. Bunda gambar khansa arsir. Gambar bunda bagus gambar khansa enggak. Tapi bunda tetap bilang bagus. Ya sudah.
Halaman 3 jurnal isinya bucket list 100 places to see. 100 tempat yang ingin khansa datangi. khansa ingin ke jepang, main salju main ice sketing. Khansa mau lihat sekolah sma khansa disana, kata bunda sekolah disana bagus bagus ada gambar hello kitty dan aikatsu. Khansa juga mau ke korea, haji, ke labirin di malang, new zealand, raja ampat, bandung, ke australi lihat koala, pulau komodo tapi gak usah lihat komodo, maluku.  Berenang, berenang, pantai, pantai.
Belum terisi semua, khansa bingung, tunggu bunda dulu biar khansa tanya lagi.

-KHANSA-

Jumat, 31 Juli 2015

Dream Pray Action by Khansa

PROYEK: Vision Board Khansa si 7 Tahun
[Belajar tentang Visi, Perencanaan, Strategi, Pelaksanaan dan Evaluasi]

Idul Fitri kali ini keluarga kami belajar memaknainya dengan memulai menegaskan kembali mimpi, harapan dan aksi apa yang akan dilakukan menjalani setahun ke depan. Tahun ini kami sepakat pembuatan vision board dan evaluasi dilakukan di bulan Ramadhan setiap tahunnya, bukan di awal tahun masehi seperti sebelum-sebelumnya. Hasil dari perenungan, muhasabah bersama di Ramadhan kemarin, Khansa dan saya sepakat untuk meneruskan 'Mimpi' yang Khansa buat di awal tahun 2015 dengan beberapa revisi dan sedikit penambahan target.
Di awal tahun, Khansa sempat menuliskan secara singkat dengan bahasanya di selembar kertas dan white board 'Mimpi' sebagai berikut: Sholat tepat waktu, Wisuda Tahfidz (Juz 30), Raport nilai 100/ naik kelas, Liburan ke Pantai (Khansa ingin menelusuri banyak Pantai di Indonesia) dan ke Jepang (tujuan utama ber ice skating).


Hasil evaluasi di bulan Ramadhan kemarin MasyaAllah dan Alhamdulillah Khansa tepat janji untuk Sholat Tepat Waktu. Wisuda tahfidz tahun ini InsyaAllah Khansa akan ikut mengingat target hafalan sudah tercapai, dan bahkan di bulan Ramadhan kemarin berhasil menjadi Juara Pertama di lomba tingkat pemula yang diselenggarakan oleh Masjid tempat Khansa tahfidz. 
Untuk target nilai raport sekolah; sebenarnya di sekolah Khansa ini ada beberapa raport selain raport angka, Alhamdulillah pencapaian raport Khansa luar biasa. Pada raport narasi, pencapaian kemampuan pemahaman nyaris sempurna. Raport Tahfidz 100 persen, Raport Angka dengan rata-rata 93, dan Khansa pun mencapai targetnya untuk naik ke kelas 2. 
Tersisa poin Liburan ke Pantai dan ke Jepang yang sampai pertengahan tahun ini belum kami realisasi. Doa saya dan ayah Khansa agar kami semua diberi rezeki umur, kesehatan dan kelancaran untuk mewujudkannya. Namun begitu, aksi menabung masih Khansa lakukan dengan penuh komitmen untuk mimpinya tersebut.
Jika ditanya apa yang saya dan suami lakukan hingga pencapaian Khansa sedemikian rupa?, saya sendiri akan bingung menjawabnya. Saya hanya memintanya punya 'Mimpi', punya 'Tujuan'. Kemudian mengajaknya berdoa dan 'bercerita' tentang mimpi tersebut pada Allah yang Maha Berkehendak agar mimpi tersebut menjadi kehendak-Nya juga. Setelah itu barulah mengingatkannya 'action' untuk mencapai yang dia inginkan. Kalau mau sholat tepat waktu ya persiapkan diri ketika mendekati waktu sholat, kalau mau raport bagus ya serap apa yang diajarkan, bertanya jika belum mengerti. Jika ingin liburan dan traveling ya menabung. Dan dalam perjalanannya, saya justru belajar banyak dari Khansa, betapa ia berusaha keras menepati komitmen yang dia buat sendiri.
Berikut revisi dan penambahan target 'Mimpi' Khansa hingga Ramadhan mendatang, InsyaAllah.

-RE [bunda Khansa]-



Selasa, 28 Juli 2015

Khan's Travel Journal

PROYEK: Jurnal Perjalanan Khansa si 7 tahun
[Belajar fotografi & editing, bahasa Inggris, bercerita, menulis, doodle & sketsa, desain grafis]

Awalnya Khansa bertanya apa itu Diary. Diary itu buku harian, jawab saya singkat. "Buku Harian itu apa?", tanya Khansa lagi. Terus begitu, bertanya tidak puas ketika saya menjawab secara singkat. Ide membuat diary secara langsung pun terlintas, saya usulkan, dan Khansa setuju. Mengingat kesukaan kami adalah traveling, kami sepakat menulis tentang perjalanan-perjalan kami. 
Media yang kami pilih untuk Travel Journal ini adalah sosial media Instagram dan diary konvensional. Dari media Instagram, Khansa belajar memilih foto, mengedit komposisi dan filter, berbagi pengalaman & cerita (share) tentang foto yang di upload, dan tentunya berlapang dada dengan feed back yang masuk. Untuk pemakaian sosial media ini tentunya masih tetap dalam pendampingan orang tua, terutama saat melihat beragam posting di time line. Saat explore foto, saya manfaatkan untuk berdiskusi dengan Khansa tentang banyak hal, mulai hal-hal teknis mengenai foto yang bagus, komposisi foto, sampai dengan cerita suatu tempat atau gambar yang menarik perhatian kami. 
Foto-foto perjalanan Khansa yang dimulai sejak usia 2 bulan ini dapat dilihat di akun Instagramnya dengan ID khansaarezi ( https://instagram.com/khansaarezi/ )


Melalui media diary konvensional, kesukaan kami menggambar dan mendesain kami tuangkan. Pada halaman pertama, saya buatkan kata pengantar, tulisan judul dan ilustrasi. Khansa menyelesaikan dengan mewarna dan menempel kertas warna-warni. Halaman pertama ini sebagai contoh untuk selanjutnya memancing ide-ide kreatif Khansa pada halaman selanjutnya. 

You are an explorer.
Your mission is to document and observe the world 
around you as if you've 
never seen it before.
Take notes, collect things
you find on your travels.
Document your findings
Notice patterns. Copy trace
Focus on one thing at time
Record what you are drawn to

-RE [bunda Khansa]-